Header Ads

Header ADS

Focus Perhatian Pada Dunia atau Akhirat?



NGELONG.MY.ID. Barang siapa yang memasuki pagi dan menjadikan dunia sebagai fokus perhatiannya, maka Allah akan memecah kumpulannya, dan Dia akan menjadikan kefakiran di depan matanya, dan dunia tidak akan didapatkannya kecuali sebanyak apa yang telah ditetapkan untuknya.  Dan barang siapa yang memasuki waktu pagi dan menjadikan akhirat sebagai fokus perhatiannya, maka Allah akan menghimpun kumpulannya, akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya, dan dunia ini akan datang kepadanya dengan tunduk dan patuh mendatanginya (HR. At-Tirmidzi).

Fokus perhatian adalah memusatkan perhatian, menyibukkan diri dengannya, senantiasa mengharapkannya sebagai sesuatu target yang diinginkan, dalam mencapainya dilakukan dengan sepenuh hati, seolah olah kita tersihir dengannya dan merasa asyik ketika bersamanya. 

Dalam kenyataan hidup kita menyaksikan banyak orang yang hanya memfokuskan kehidupannya hanya kepada kebahagiaan dunia semata tanpa mau perduli dengan kehidupan akhirat, sehingga ia dengan mudah memperjual belikan kehidupan akhirat demi kepentingan dunia. Yang penting baginya mendapatkan harta dan menguasai pangkat dan jabatan tanpa memperdulikan apakah dia telah mengabaikan ketentuan agama, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

Dalam lintasan sejarah dan peradaban Islam kita menemukan banyak sekali tokoh yang mengangkat harkat dan martabat ummat manusia dengan memfokuskan perhatiannya untuk kepentingan akhirat tapi berdampak besar untuk kemajuan ummat,  bangsa, dan agama, dan namanya dikenang sepanjang sejarah,  seperti para ahli hadis dan ahli fiqih yang mencurahkan perhatian yang sangat besar seumur hidupnya untuk mendalami dan mengajarkan ilmu,  umur dan hartanya habis untuk kepentingan ilmu dan agamanya, bahkan tidak jarang mereka mendapat cobaan dan ujian, mereka mengembara keberbagai negeri, melintasi gunung dan lembah, terkadang dengan perut lapar dan kaki telanjang. Tetapi ilmu yang mereka dapatkan benar-benar bermanfaat untuk dirinya dan berguna bagi siapa saja. Dan yang terpenting adalah walaupun mereka seperti kehilangan dunianya, tetapi dapat dipastikan bahwa mereka mendapat tempat yang pasti untuk berbahagia di akhirat kelak. 

Fokus perhatian mereka kepada akhirat membuat mereka merasakan nikmatnya keyakinan, dan mencium wanginya ilmu pengetahuan, serta mampu melihat panji-panji hakekat. Mereka merasakan manisnya ilmu karena mereka mencintainya sampai meresap ke tulang sumsumnya, dan karena itulah mereka menghasilkan karya besar yang penuh berkah yang kita nikmati saat ini.

Sebagai perbandingan kita bandingkan dua orang yang super kaya dalam lintasan sejarah, yaitu antara Qarun dan Nabi Sulaiman AS. Kedua-duanya sama sama menguasai harta yang luar biasa banyaknya. Tetapi Qarun yang hanya fokus perhatiannya kepada dunia saja, tak mau kenal dengan Allah dan tidak perduli dengan hari akhirat, hartanya tidak bisa menolongnya, bahkan menjadi sebab turunnya azab Allah kepada dirinya; Sedangkan Nabi Sulaiman AS, begitu yakin bahwa semua itu adalah karunia dari Allah sebagai ujian bagi dirinya, dan dia selalu mensyukurinya, dan siap mempertanggung-jawabkannya di akhirat. Maka Allah meredhai kehidupannya, dan akan melengkapi kebahagiaan yang telah diraihnya itu dengan jaminan kebahagiaan yang jauh lebih berharga di akhirat nantinya. 

Oleh sebab itu Allah membimbing kita di dalam surat 28; al-Qashash ayat 77 yang artinya:”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”***

Foto dan Penulis: Buya Masnurdin Tanjung

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.